1. Dimensi
Pengetahuan (Knowledge)
Setiap orang memiliki wawsan tentang pengetahuan sosial yang
berbeda-beda. Secara konseptual, pengetahuan (knowledge) hendaknya
mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3) generalisasi yang dipahami oleh siswa.
(1) Fakta
adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan hal-hal yang
terjadi (peristiwa). Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengenal
berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupan.
(2)
Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok,
berkatagori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep
merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label. Namun konsep akan
selalu direvisi disesuaikan dengan konsep menurut disiplin ilmu-ilmu social,
(3)
Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua
atau lebih konsep yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat
kompleksitas isi, disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
2. Dimensi Keterampilan (Skills)
Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang mampu
berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu,
berikut uraian sejumlah keterampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsure
dalam dimensi IPS dalam proses pembelajaran.
a. Keterampilan
Meneliti
Keterampilan
ini diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data. Secara umum penelitian
mencapkup sejumlah aktivitas sebagai berikut:
- Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu
- Mengumpulkan dan mengolah data
- Menafsirkan data
- Menganalisis data
- Menilai bukti-buki yang ditemukan
- Memyimpulkan
- Menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda
- Membuat pertimbangan nilai
b. Keterampilan
Berpikir
Sejumlah keterampilan
berpikir banyak berkontribusi terhadap pemecahan masalah dan partisipasi dalam
kehidupan masyarakat secara efektif. Untuk mengembangkan keterampilan berfikir
pada diri siswa, perlu ada pengusaan terhadap bagian-bagian yang lebih khusus
dari keterampilan berfikir tersebut serta melatihnya di kelas. Beberapa
keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan oleh guru di kelas untuk para
siswa meliputi:
·
Mengkaji dan menilai data secara kritis
·
Merencanakan
·
Merumuskan faktor sebab dan akibat
·
Memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa
·
Menyarankan apa yang akan ditembulkan dari suatu peristiwa atau
perbuatan
·
Curah pendapat (brainstorming)
·
Berspekulasi tentang masa depan
·
Menyarankan berbagai solusi alternatif
·
Mengajukan pendapat dan perspektif yang berbeda
c. Keterampilan
Partisipasi Sosial
Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaiman berinteraksi
dan bekerjasama dengan orang lain. Keahlian bekerja dalam kelompok sangat
penting karena dalam kehidupan bermasyarakat begitu banyak orang menggantungkan
hidup melalui kelompok. Beberapa keterampilan partisipasi sosial yang perlu
dibelajarkan oleh guru meliputi:
·
Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan
terhadap orang lain
·
Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain
·
Berbuat efektif sebagai anggota kelompok
·
Mengambil berbagai peran kelompok
·
Menerima kritik dan saran
·
Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan
d. Keterampilan
Berkomunikasi
Pengembangan keterampilan
berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan pembelajaran IPS
khususnya dalam inkuiri sosial. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif, dan kreatif. Walaupun bahasa
tulis dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi yang paling biasa, guru
hendaknya selalu mendorong para siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam
bentuk lain, seperti dalam film, drama, seni (suara, tari, lukis),
pertunjukkan, foto, bahkan dalam bentuk peta. Para siswa hendaknya dimotivasi
agar menjadi pembicara dan pendengar yang baik.
3. Dimensi
Nilai dan Sikap (Value and Attitude)
Pada hakekatnya, nilai merupakan
sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini adalah seperangkat keyakinan
atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok
masyarakat tertentu yang ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai
dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antarindividu dalam
kelompok seperti keluarga, himpunan keagamaan, kelompok masyarakat atau
persatuan dari orang-orang yang satu tujuan.
Heterogenitas nilai yang ada
di masyarakat tentu menimbulkan masalah tersendiri bagi guru dalam pembelajaran
IPS di kelas. Di suatu pihak, nilai dapat masuk ke dalam masyarakat dan tidak
mungkin steril dari isu-isu yang menerpa dan terhindar dalam masyarakat
demokratis. Di pihak lain, tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul dengan kekuatan
yang sama dalam masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik serta menjadi
perlindungan dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Agar ada kejelasan
dalam mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai
sustantif dan nilai prosedural.
a. Nilai
Substantif
Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh
seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan
informasi semata. Setiap orang memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda
sesuai dengan keyakinannya tentang sesuatu hal.
b. Nilai
Prosedural
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara
lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan
menghargai orang lain. Nilai-nilai kunci ini merupakan nilai yang menyokong
masyarakat demokratis, seperti: toleran terhadap pendapat yang berbeda,
menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati pribadi orang lain.
Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi siswa secara
efektif dan diharapkan semakin memahami kondisi masyarakat Indonesia yang
beraneka ragam, maka siswa perlu mengenal dan berlatih menerapkan nila-nilai
tersebut.
4. Dimensi Tindakan (Action)
Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena
tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pula
dapat belajar secara konkret dan praktis. Dengan belajar dari apa yang
diketahui dan terpikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan sehingga
jelas apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya, para siswa belajar menjadi
warga Negara yang efektif di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar